Modernis.co, Jambi – PSBB nasional sudah dibuka. Saatnya menuju new normal. Itu kalimat yang sempat diributkan beberapa waktu lalu. Ada kekhawatiran..
Di artikel sebelumnya, saya sudah sebutkan, bahwa PSBB itu barang semu. PSBB bukan lock down. Itu langkah untuk menghindari kewajiban pemerintah dalam menjamin kebutuhan hidup masyarakat jika dilakukan lock down. Karena lock down harus diiringi degan tanggung jawab.
Tidak ada negara yang berhasil menangani pandemi dengan barang yang disebut PSBB. Dan ucapan saya itu terbukti. Sampai hari ini, angka infeksi terus meningkat.
Baiklah. Kita kembali ke tema new normal. New normal itu fase transisi untuk menuju kondisi normal pasca pandemi. Itu adalah langkah untuk mencegah resesi maupun depresi ekonom. Fase transisi itu, baru biasanya diterapkan ketika angka infeksi sudah menurun.
New normal itu, baru bisa diterapkan ketika penanganan sudah berhasil. Dan keberhasilan menangani pandemi itu tentu harus dilakukan dengan usaha keras. Dilakukan secara serius. Dengan menggunakan berbagai sumber daya. Dan kemudian, ketika kurva melandai, penerapan new normal harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
Di kita, penanganan pandemi kurang baik. Angka infeksi belum menurun. Namun, sudah buru-buru menerapkan new normal. Itu salah kaprah. Karena itu, saya sebut langkah itu dengan new normal palsu.
Itu juga sebab mengapa banyak yang tidak setuju. Karena dengan kasat mata, orang bisa lihat bahwa kondisi kita belum siap. Angka infeksi belum menurun. Kurva infeksi belum melandai. Bahkan terus meningkat.
New normal palsu itu berbahaya. Dampak dari new normal palsu adalah munculnya new cluster. Yaitu, munculnya cluster-cluster baru di beberapa wilayah. Munculnya kelompok-kelompok baru yang terinfeksi. Ini justru menjadi problem tersendiri.
Bagi yang belum merasakan, wacana new cluster itu hanya melayang di awang-awang. Hanya menjadi perbincangan saja. Sama sekali tidak mengerti bagaimana rasanya. Tapi, bagi yang sudah terinfeksi, itu jadi penderitaan berat bagi mereka. Sebuah titik antara hidup dan mati.
Melihat kondisi seperti itu. Mesti kita akui, bahwa kita belum siap dengan new normal. Terlebih lagi dengan sistem penanganan pandemi yang kurang baik. Jika dipaksakan, itu berarti new normal palsu. New normal palsu justru akan melahirkan new cluster. Jadi, apa yang kita sebut sebagai new normal itu tidak membawa kita pada kondisi normal. Tapi membawa kita pada new cluster.